LAPORAN AKHIR KEGIATAN
LAPORAN AKHIR
CHARACTER BUILDING
PANCASILA
Disusun Oleh:
1.
|
Kristian
Daniel Setiawan
|
2101684172
|
Sistem Informasi
|
2.
|
Nurmila Dewi
Berlyana
|
2101698240
|
Sistem Informasi
|
3.
|
Bimo Bagus
Bramantyo
|
2101681145
|
Sistem Informasi
|
4.
|
Bayu Alfian
Pangestu
|
2101711526
|
Sistem Informasi
|
5.
|
Ersa Andhini
Mardika
|
2101711091
|
Sistem Informasi
|
6.
|
Rofif Satria
Azraputra
|
Sistem Informasi
|
|
7.
|
Hilal Fahmi
|
2101698266
|
Sistem Informasi
|
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2018
Halaman Pengesahan Laporan Akhir
Project
Luar Kelas Character Building: Pancasila
1. Judul
Project : Kegiatan Seni Budaya
2. Lokasi
Project : Jl.Ks Tubun Kota Bambu
Sel.,Palmerah,Jakbar.
3. Kelompok
Target Kegiatan : Mahasiswa
4. Nama
Anggota Kelompok : - Kristian Daniel Setiawan(2101684172)
- Nurmila Dewi Berlyana(2101698240)
- Bimo Bagus Bramantyo(2101681145)
- Bayu Alfian Pangestu(2101711526)
- Ersa
Andhini Mardika(2101711091)
- Rofif Satria Azraputra(2101647183)
- Hilal Fahmi(2101698266)
5. Mata
Kuliah :
Character Building: Pancasila
6. Kelas : LC11
7. Dosen : Rina
Patriana Chairiyani,S.S.,M.Pd
Mengetahui,
Dosen
Pembimbing
Ketua pelaksana
Rina
Patriana Chairiyani, S.S.,M.Pd Kristian
Daniel Setiawan
NIP.D1812
NIM.2101684172
|
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masyarakat
Indonesia pada saat ini semakin memudar akan rasa persatuan didalam perbedaan
ras, suku, agama maupun budaya. Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap budaya
semakin memudar seiring berjalanya waktu. Ditambah lagi dengan datangnya
budaya-budaya asing yang merajalela, sehingga merubah pemikiran masyarakat
Indonesia bahwa budaya asinglah yang lebih baik.
Ketertarikan dan kecintaan
masyarakat Indonesia sudah tidak ada lagi saat ini, Contohnya pada seni
membatik. Batik adalah satu seni rupa tradisional yang digambar pada kain
dengan proses yang sangat unik dengan menggunakan bahan-bahan tradisional.
Seperti yang kita ketahui bahwa batik
memiliki banyak sekali motif dan corak yang beraneka ragam dengan keindahan dan
ciri khasnya masing-masing. Akan tetapi masih banyak masyarakat Indonesia yang
tidak tahu mengenai makna dibalik motif-motif batik tersebut. Dibalik motif –
motif batik mengandung banyak sekali makna, setiap daerah memiliki ciri khas motif
batik yang berbeda tentunya yang menggambarkan daerah tersebut.
Maka
dari itu sebagai mahasiswa tentu kami
seharusnya peduli dengan keadaan bangsa
Indonesia pada saat ini. Sebagai mahasiswa tentunya harus berpartisipasi dalam
melestarikan budaya yang kita miliki. Maka dari itu kami akan mewujudkan rasa
peduli kami dalam melestarikan kebudayaan yang ada, dengan melakukan workshop
membatik yang dilaksanakan di Museum Textile Jakarta lebih dalam. Tidak hanya
belajar membatik kami pun bisa mengetahui ciri khas ciri khas batik dari setiap
daerahnya. Maka dari itu kami ingin menunjukan semangat rasa cinta tanah air dan
juga membangun kembali “Persatuan Indonesia” sesuai dengan sila ke-3 yang
terdapat dalam Pancasila. Sebagai mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara dengan
adanya kegiatan ini pula kami berharap dapat meningkatkan rasa kepedulian kami
terhadap masa depan bangsa khususnya dalam melestarikan kebudayaan.
BAB
2
KONSEP
DIMENSI
Sila ke -3 ini
mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat
Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya. Sehingga
dapat disatukan melalui sila ini berbeda-beda tetapi tetap satu atau disebut
dengan Bhineka Tunggal Ika. Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan
keselamatan negara ketimbang kepentingan golongan pribadi atau kelompok seperti
partai. Hal yang dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan
bangga mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk
menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia.
Dalam
nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara
elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan,
maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat
manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk Negara.
Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam
suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhineka Tunggal Ika.
Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan
diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam
kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Negara
mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun golongan
agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan
martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan,
suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam
kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan negara
dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya,
memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan
kehidupan warganya, serta kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain
di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Nilai
persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hal itu terkandung nilai bahwa bahwa
nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang
bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa. Nasionalisme yang humanitik yang menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Oleh karena itu
nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan
Negara
1. Mampu menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada
tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia
atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan
dan kesatuan bangsa.
Dengan ini kami ingin menerapkan butir ke tiga dengan
pembelajaran seni budaya untuk menjaga persatuan dengan mengembangkan rasa
cinta kepada tanah air dan bangsa . Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia, maka
harus kita jaga bersama. Hal ini dengan mengamalkan
sila ketiga ,
yang memiliki makna untuk persatuan Indonesia. Kita harus bersatu untuk
kesatuan bangsa Indonesia yangmerupakan Negara yang memliki banyak suku bangsa,
ras, agama.sangatlahtercermin dari adanya sikap kita untuk saling
menghargai dan menhormati sesama warga Negara.
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
Dalam project ini kami melakukan
kegiatan seni budaya dengan melakukan belajar membatik yang dilaksanakan di Museum Textile Jakarta.
Sesi
pertama 29 Maret 2018 :
Kegiatan
ini diawali dengan survey tempat membatik, kami satu kelompok berama-sama pergi
ke Museum textile untuk melakukan
survey,dan melihat koleksi batik yang ada disana dan juga kegiatan apa saja yang dapat kami lakukan
didampingi oleh guide yang ada di
Museum Textile tersebut . Tentunya didalam museum ini banyak bermacam-macam
koleksi batik dengan motif yang berbeda-beda dari macam-macam daerah. Dengan
melakukan survey kami jadi mengetahui berbagai motif-motif batik dari seluruh
Indonesia dan mengerti dari makna batik itu sendiri.
Sesi
Kedua 23 Mei 2018:
Pada sesi ini kami diajarkan untuk
membuat batik tulis, dimana kami diajarkan bagaimana cara membatik yang baik
dan benar. Diawali dengan menggambar motif, lalu setelah menggambar motif kita
diajarkan bagaimana cara menggoreskan canting pada kain, canting merupakan alat
untuk menggambar atau menulis batik tulis, canting ini nantinya akan di
celupkan pada lilin yang panas diatas tungku atau kompor kecil, menggoreskan
canting pada kain adalah hal yang mudah ada Teknik tersendiri untuk
mengaplikasikanya. Dalam menggambar atau menulis batik tulis ini kita harus
jeli dan sangat telaten, dan dangat dibutuhkan kesabaran yang khusus.
Dalam menggambar atau menulis batik tulis ini kita harus
menulis bagian depan kain terlebih dahulu, jika sudah kita harus menebalkan
bagian belakan kain dengan mengikuti alur garis yang sudah ada pada bagian
depan kain yang tembus pada bagian belakang.
Jika sudah kain akan di warnai oleh pewarna , lalu dihilangkan lilinnya,
setelah itu masuk ketahap pengukusan. Jika sudah kain akan dijemur hingga
kering. Maka kita dapat membawa pulang hasil karya kita.
Pada
sesi ketiga ini kami dibimbing untuk membuat batik ikat celup atau batik
jumputan. Batik jumputan ini memang terlihat lebih mudah di bandingkan dengan
batik tulis. Kita hanya mengikat batik tersebut menggukan gundu /kelereng untuk
menghasilkan motif dalam membuat batik ini. Tidak hanya menggunakan gundu
akan tetapi dapat juga kita mengikat nya
dengan melipat kain tersebut. Lalu di celupkan kedalam pewarna, setelah itu
dengan hanya membuka ikatanya batik jumpatan ini akan selesai. Akan tetapi
untuk mendapatkan motif yang baik tentunya kita harus memliki kretifitas yang
tinggi.
Pada
sesi keempat ini kami diajarkan untuk membuat batik cap, pembuatan batik cap
ini sangat mudah, karena bagus tidaknya motif batik cap ditentukan oleh
cetakanya. Apabila cetakanya bagus maka batik yang dihasilkan pun akan bagus.
Hanya
dengan menempelkan cetakan batik cap pada lilin yang sudah dipanaskan, setelah
itu kita melakukan pengecapan pada kain dengan cara menempelkan cetakan batik
cap tersebut pada kain yang sudah ada. Setelah itu dimasukan kedalam cairan
warna supaya batik terlihat lebih indah.
BAB 4
REFLEKSI
Refleksi
dan pengalaman dari kelompok kami setelah melakukan kegiatan workshop ini :
Kristian
Daniel Setiawan: Setelah mengikuti kegiatan CB Kemarin, saya belajar banyak
tentang betapa pentingnya menghargai dan menghormati bangsa Indonesia. Terlebih
lagi kegiatan yang kelompok saya lakukan adalah membatik sehingga mengajarkan
saya tentang cinta terhadap tanah air dan budaya Indonesia. kegiatan ini
meningkatkan sikap menghargai budaya-budaya yang ada.
Nurmila
Dewi Berlyana: Mendalami seni dan budaya haruslah menggunakan hati, karena jika
kita tidak mendalami rasa yang ada dalam seni tersebut kita tidak akan mendapatkan
hasil yang baik pula, begitu juga dengan membatik, kita tidak akan mendapatkan
hasil yang bagus jika tidak menggunakan rasa dan ketelatenan. Dan tentunya
dengan kita melakukan kegiatan seni budaya membatik kita tidak akan tahu betapa
sulitnya membuat batik ini.
Ersa
Andhini Mardika: Pertama kali saya membatik dan belajar yang berhubungan dengan
seni menurut saya sangat mengasikan dan menyenangkan, jadi menurut saya untuk
membuat batik itu tidak bisa sembarang orang dan ada trik tersendiri, intinya sulit
tapi sangat menyenangkan.
Hilal
Fahmi : Setelah kegiatan ini saya menjadi tahu cara pembuatan batik dan
mengajarkan kita betapa susahnya membatik. Juga mengajarkan anak muda di
Indonesia agar melestarikan batik Indonesia karena sekarang batik Indonesia
sudah diakui dunia dengan keindahan coraknya.
Bimo
Bagus Bramantyo: Dengan
adanya kegiatan ini saya mengatahui mengapa batik memiliki harga yang cukp
tinggi, karena untuk membuat batik itu tidaklah mudah , terutama membuat batik
tulis. Itu membutuhkan keahlian dan kesabaran yang cukup tinggi . Jadi,
hargailah para pembuat batik di Indonesia dengan cara menggunakanya dan
melestarikanya agar batik tetap menjadi cirikhas Indonesia.
Rofif
Satria Azraputra: Setelah melakukan kegiatan ini saya dapat mengetahui betapa
besarnya nilai seni yang ada pada batik, yang membuat banyak orang terpukau
pada batik yang ada di Indonesia ini.
Bayu
Alfian Pangestu: Dengan belajar mematik artinya turut andil dalam melestarikam
warisan budaya banga dan dunia. Mmbatik melatih kita menjadi orang yang sabar
karena membatik membutuhkan ketelitian, membatik membutuhkan seni dan
kreativitas.
BAB
5
KESIMPULAN
Dengan adanya kegiatan ini, kami
sebagai generasi penerus bangsa dapat lebih melestarikan budaya yang ada di
Indonesia. kita juga dapat lebih menghargai dan menjunjung tinggi budaya yang ada, seperti kegiatan yang telah
kami laksanakan, dalam pembuatan batik bukanlah hal yang mudah kita harus jeli
dan telaten, dan juga sabar dalam membuat batik, tidaklah mudah dan tidaklah
singkat prosesnya untuk membuat batik
agar terlihat cantik seperti yang sering kita lihat ketika sudah berbentuk
dalam barang jadi.
Maka
dari dalam bentuk apapun budayanya kita harus tepa menghargai dan melestarikan
budaya yang kita miliki. Karena jika bukan kita yang melestarikan dan
mempelajari budaya Indonesia maka siapa lagi yang akan meneruskannya. Kita
selaku generasi muda harus tetap menjjung kebudayaan yang ada demi keaabadian
budaya Indonesia. Demi keindahan dan kecantikan Ibu Pertiwi.
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
Adhi,Kukuh.,2015. Makna
Sila Persatuan Indonesia [online]
Availble at: https://www.kompasiana.com/kukuh.a.nugroho/makna-sila-persatuan-indonesia_552b07b36ea8340612552d23
[Diakses 25 Mei 2018]
[Diakses 25 Mei 2018]
Komentar
Posting Komentar